SuroDiro Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti. Saya akhiri dengan Puja Parama Santhi. Om Santhi SanthI Santhi Om. Agus Sutrisno (Penyuluh Agama Hindu) Kehidupan; Mimbar Hindu; Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak, Terus Perkuat Moderasi Beragama
Suro Sura bermakna keberanian. Dalam diri setiap manusia, bersemayam sikap berani yang bisa muncul kapan saja. Bahkan seorang penakut pun sejatinya memiliki keberanian yang bisa muncul ketika dibutuhkan atau karena terpaksa. Ketika benih-benih keberanian ini muncul, ia bisa membawa dampak yang positif dan juga negatif. Di satu sisi sikap berani ini perlu diasah untuk mengarungi kerasnya hidup. Namun di sisi yang lain, bagi yang tidak bisa mengendalikannya, ia bisa menjadikan seseorang lepas kendali, angkuh dengan kemampuannya, dan akhirnya mudah baginya untuk berbuat sewenang-wenang dan bertindak angkara Dira artinya yaitu kekuatan. Dengan adanya keberanian, maka kekuatan pun bisa diraih dengan mudahnya. Kekuatan dapat berwujud kekuatan lahir dan kekuatan batin. Kekuatan lahir bisa berasal dari kekuatan fisik atau badan yang kuat, sedangkan kekuatan batin diperoleh atas bantuan dari Allah dan erat kaitannya dengan keimanan seseorang bisa mengimbangi kekuatan lahirnya dengan kekuatan batin yang berasal dari Allah, maka ia bisa menjadi orang yang membawa manfaat bagi orang yang meraih kejayaan adalah ketika kekayaan yang dimilikinya menjadikannya semakin dermawan, ilmu yang dimilikinya menjadikan ia semakin rendah hati, serta pangkat dan jabatan yang diraihnya membuatnya semakin merakyat dan peduli dengan yang arti dari kejayaan bukan hanya soal meraih materi atau kenikmatan duniawi jika kejayaan hanya dihitung berdasar materi dan kenikmatan duniawi semata, maka yang terjadi adalah sikap sombong, angkuh dan kebanggaan yang berlebihan akan kemampuan diri yang telah berhasil menggapai apa yang biasa diartikan sebagai gelar kebangsawanan, atau kaum yang hidup serba kecukupan dan bergelimang harta. Ningrat juga bisa dimaknai kaum terpandang yang diperoleh dari faktor keturunan, baik itu keturunan raja bangsawan, atau pun keturunan dari tokoh berpengaruh seperti Ulama, Kyai dan keluarga ningrat atau bangsawan tentunya patut disyukuri. Hendaknya kelebihan ini bisa menjadikannya seorang yang rendah hati dan peduli kepada orang-orang yang kurang pada tempatnya jika dengan trah keturunan itu seseorang menjadi sombong dan seorang ningrat yang serba berkecukupan dan dihormati banyak orang memang sarat akan godaan. Kemewahan dan rasa hormat dari orang lain sering kali membuat seseorang mudah untuk menjadi sombong akan segalanya yang ia seperti itu juga membuatnya mudah untuk merendahkan dan menghina orang- orang yang di bawah derajatnya. Sesuatu yang mestinya disyukuri dengan tindakan baik, namun karena kesombongannya justru akan membuatnya celaka di kemudian artinya adalah juga bisa diartikan dengan sirna, tunduk atau menyerah dan dari lebur disini kaitannya dengan rangkaian kata dari falsafah ini adalah akan dilebur atau dimusnahkan atau dihancurkan. Ini mempunyai arti sesuatu yang nantinya akan adalah bentuk kata sambung yang berarti oleh atau dari pangastuti adalah kasih sayang. Pangastuti juga bisa diartikan kebijaksanaan, atau benih-benih kebaikan, baik dalam arti ibadah kepada kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ataupun berbuat baik kepada sesama dikatakan bijaksana bila perkataan dan perbuatannya menghasilkan hal yang baik, baik bagi dirinya dan baik bagi orang bersikap bijaksana maka lingkungan akan menjadi damai dan sejahtera karena tercapainya keseimbangan antara hak dan tanggung jawab. Semua itu hanya bisa diwujudkan dengan sikap lemah lembut dan kasih kesemua rangkaian kata-kata di atas yang disatukan, maka terciptalah ungkapan Suro Diro Jayaningrat Lebur dening sifat yang disebutkan dalam rincian di atas ada dalam diri setiap disatukan, maka makna keseluruhan dari falsafah Surodiro jayaningrat Lebur Dening Pangastuti ini adalah bahwa Keberanian, Kekuatan, Kejayaan, dan Kemewahan yang ada di dalam diri manusiadi mana sifat-sifat itu seringkali membuat manusia menjadi sombong, penuh angkara murka, dan mudah bertindak sewenang-wenang kepada orang lain, semuanya itu akan dikalahkan dan dihancurkan oleh Kebijaksanaan, Kasih Sayang, dan Kebaikan yang ada di sisi lain dari manusia itu sendiri.SPDalamfalsafah Jawa ada istilah Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti. Nah, itulah sobat, penggunaan huruf miring dalam bahasa Indonesia. Apakah kamu sudah paham? Share This: Facebook; Twitter; Google+; Stumble; Digg; Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook.
SuroDiro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, begitulah bunyi ungkapan yang diucapkan oleh Ki Dalang. Sebetulnya ungkapan yang berasal dari falsafah jawa ini cukup sering kita dengar, terutama bagi masyarakat jawa. Bahkan kadang kala ungkapan ini juga biasa ditemui dalam status postingan di media-media sosial. Meski cukup sering mendengarnya SuroDiro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar) 4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aj Posting Komentar Baca selengkapnya Diberdayakan oleh Blogger Putra(@putsaputra13) ing TikTok | 59 Seneng. 57 Fan. Blitar enjoyyy🤙 Arus Bawah78 Tonton video paling anyar saka Putra (@putsaputra13). Surodiro joyo jayaningrat lebur dening pangastuti (Filosofi Jawa) vi PERSEMBAHAN Skripasi ini kupersembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya Bapak dan Ibu 2. Simbah saya 3. Budhe serta Bulek saya 4. Pacar saya 5. Teman-teman seangkatan 2009 6. Teman-teman TKCI Solo 7. Almamater sayaRukunagawe santosa, crah agawe bubrah Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti. Monday, October 31, 2011. Sedulur kesepuluhan mbarep-ragil Jarang sekali saudara kandung dari keluarga natamiharjan kumpul dalam satu waktu, karena memang jarak yang memisahkan mereka. Momen 22 Oktober 2011 adalah kenangan manis nan indah bagi mereka untuk
.